tag:blogger.com,1999:blog-25154547311946306472024-02-08T11:27:52.466-08:00Bahan Ajar Seni BudayaKumpulan Bahan Ajar Seni Rupa - Seni Musik - Seni Tari - Seni TeaterYonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.comBlogger17125tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-51890880579838052612012-02-18T09:25:00.000-08:002012-02-18T09:25:19.344-08:00Sejarah Umum Seni Lukis<br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="text-align: center;"><span style="font-family: inherit;"><b></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="display: inline !important; text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="display: inline !important;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="line-height: 27px;">Zaman prasejarah</span></b></span></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan</span></span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Seni lukis zaman klasik</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Seni lukis zaman pertengahan</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan “bagus”.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang “benar” dari benda).</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Seni lukis zaman Renaissance</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Tomassi</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Donatello</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Leonardo da Vinci</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Michaelangelo</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">•<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Raphael</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><b>Art nouveau</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan mekanisasi di dalam banyak hal. Barang-barang dibuat dengan sistem produksi massal dengan ketelitian tinggi. Sebagai dampaknya, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, akan biaya pembuatannya menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="line-height: 27px;"><span style="font-family: inherit;">Sumber : http://mbyarts.wordpress.com/2010/05/16/sejarah-umum-seni-lukis/</span></span></div>
<div style="font-size: x-large; font-weight: bold; line-height: 27px;">
<br /></div>
<br />
<br />Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-47434040013427280512012-02-18T09:13:00.000-08:002012-02-18T09:28:13.393-08:00Pengertian Seni Teater (lagi)<br />
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah (kalau ada) , penafiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater berasal dari kata theatron yang diturunkan dari kata theaomai(bahasa yunani) yang artinya takjub melihat atau memandang.<br />
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.<br />
Teeater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis.<br />
Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya<br />
<a name='more'></a> wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.<br />
<br />
<b>ARTI DRAMA</b><br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya.<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama<br />
Dalam bahasa Belanda, drama adalah toneel, yang kemudian oleh PKG Mangkunegara VII dibuat istilah Sandiwara.<br />
<br />
<b>ARTI TEATER</b><br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Secara etimologis <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: Teater adalah gedung pertunjukan atau auditorium.<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dalam arti luas <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: Teater ialah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>Dalam arti sempit <span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>: Teater adalah drama, kisah hidup dan kehidupan manusia yang<br />
diceritakan di atas pentas dengan media : Percakapan, gerak dan laku didasarkan pada naskah yang tertulis ditunjang oleh dekor, musik, nyanyian, tarian, dsb.<br />
<br />
<b>AKTING YANG BAIK</b><br />
Akting tidak hanya berupa dialog saja, tetapi juga berupa gerak.<br />
<br />
<b>Dialog yang baik ialah dialog yang :</b><br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>terdengar (volume baik)<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>jelas (artikulasi baik)<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>dimengerti (lafal benar)<br />
4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)<br />
<br />
<b>Gerak yang balk ialah gerak yang :</b><br />
1.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>terlihat (blocking baik)<br />
2.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>jelas (tidak raguragu, meyakinkan)<br />
3.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>dimengerti (sesuai dengan hukum gerak dalam kehidupan)<br />
4.<span class="Apple-tab-span" style="white-space: pre;"> </span>menghayati (sesuai dengan tuntutan/jiwa peran yang ditentukan dalam naskah)<br />
<br />
<b>Penjelasan :</b><br />
Volume suara yang baik ialah suara yang dapat terdengar sampai jauh<br />
Artikulasi yang baik ialah pengucapan yang jelas. Setiap suku kata terucap dengan jelas dan terang meskipun diucapkan dengan cepat sekali. Jangan terjadi katakata yang diucapkan menjadi tumpang tindih.<br />
Lafal yang benar pengucapan kata yang sesuai dengan hukum pengucapan bahasa yang dipakai . Misalnya berani yang berarti “tidak takut” harus diucapkan berani bukan berani.<br />
Menghayati atau menjiwai berarti tekanan atau lagu ucapan harus dapat menimbulkan kesan yang sesuai dengan tuntutan peran dalam naskah<br />
Blocking ialah penempatan pemain di panggung, diusahakan antara pemain yang satu dengan yang lainnya tidak saling menutupi sehingga penonton tidak dapat melihat pemain yang ditutupi.<br />
<br />
Sumber : mbyarts.wordpress.com/2011/04/09/pengertian-seni-teater/<br />
<div>
<br /></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-41249546692279230552012-02-18T09:08:00.000-08:002012-02-18T09:08:29.313-08:00Sejarah Seni Lukis di Indonesia<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya
penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman
itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan
aliran ini.</div>
<div class="MsoNormal">
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten
yang cukup beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktekkan
pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda,
sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi
pelukis istana di beberapa negera Eropa. Namun seni lukis Indonesia tidak
melalui perkembangan yang sama seperti zaman renaisans Eropa, sehingga
perkembangannya pun tidak melalui tahapan yang sama. Era revolusi di Indonesia membuat
banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke
arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia
dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab</div>
<a name='more'></a> dianggap menjilat kepada
kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer pada masa
itu. Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat
membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana,
sehingga melahirkan abstraksi.<br />
<div class="MsoNormal">
Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan
pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa 1950an lebih memilih
membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era
ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan
alat propaganda. Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh
sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan
konsepsi.</div>
<div class="MsoNormal">
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran
keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan
seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual
art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di
pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul
berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu
pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang
bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan
bisnis alternatif investasi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Sumber : <a href="http://mbyarts.wordpress.com/2010/05/16/sejarah-seni-lukis-di-indonesia/"><span style="color: windowtext;">http://mbyarts.wordpress.com/2010/05/16/sejarah-seni-lukis-di-indonesia/</span></a></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-81266798711611416032012-02-18T09:04:00.000-08:002012-02-18T09:04:30.541-08:00Pengertian Seni Teater<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: left;">
<span style="font-family: inherit;">Istilah Teater berasal dari
Bahasa Yunani lama yang secara harfiah berarti gedung atau tempat pertunjukan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kata Teater dalam bahasa inggris
adalah Theatre yang mengandung banyak pengertian yaitu sebagai berikut:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: inherit;">1). Gedung Pertunjukan,
tempat dimana orang-orang menonton suatu sajian tontonan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: inherit;">2). Tontonan
yang disajikan di gedung pertunjukan terutama yang memaparkannya tokoh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-indent: -13.65pt;">
<span style="font-family: inherit;">3). Adegan, permainan, gagasan dan sebagainya yang dipandang sebagai
drama atau bahan-bahan drama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: inherit;">4). Medan atau
wilayah, tempat suatu sandiwara atau perbuatan terjadi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Budayawan kita Sri Paduka
Mangkunegara Ke-7 dari Surakarta mempopulerkan istilah Sandiwara ini secara
morfologis adalah kata majemuk yang terdiri atas kata sandi dan warah.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Arti kata sandi tersamar,
lambang, terselubung, rahasia sedangkan arti kata warah adalah didik, ajar,
bombing, nasehat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Secara harfiah pengertian
sandiwara adalah</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> Pendidikan atau ajaran tersamar Manusia unsur utama seni
teater. Media peraya seni teater pada umumnya manusia namun dapat juga
benda-benda yang dibentuk dalam wujud tertentu sehingga dapat diragakan dengan
cara tertentu. Sebagai pemeran teater ikal. Unsur utama seni teater adalah
manusia itu sendiri. Manusia mempunyai kesanggupan untuk berekspresi. Manusia mampu
melakukan tindakan kreatif dan improvisasi sekali pun menjadi media pemeranan.
Pemeranan bukan hanya berarti gerak yang tidak menentu, tetapi tingkah laku.
Tetapi ada manusia yang sesuai dengan fimpramen atau karakter tertentu yang
telah digariskan oleh penulis lakon. Itulah sebabnya didalam dunia
persandiwaraan dan film, sering kali pemain yang telah ditentukan pola wataknya
dinamakan karakter.</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dalam kegiatan berperan disamping
harus cakap didalam perannya, pemeran juga harus mampu menguasai medan ruang
pada panggung sebagai permainan dan kepura-puraan pemeran tidak boleh canggung
memanfaatkan setiap pelosok ruang dalam membentuk keseimbangan dan
karakteristik pandangan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber : <a href="http://teaterloemoet.blogspot.com/2009/02/istilah-teater-berasal-dari-bahasa.html"><span style="color: windowtext;">http://teaterloemoet.blogspot.com/2009/02/istilah-teater-berasal-dari-bahasa.html</span></a></span></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-63984934060659732402012-02-17T09:27:00.000-08:002012-02-17T09:27:15.275-08:00Pengertian Seni Tari<br />
Seni tari adalah keindahan ekspresi jiwa manusia yang diungkapkan berbentuk gerak tubuh yang diperhalus melalui estetika.<br />
Beberapa pakar tari melalui simulasi di bawah ini beberapa tokoh yang mendalami tari menyatakan sebagai berikut.<br />
<br />
Haukin menyatakan bahwa tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.Untuk menjadi bentuk yang nyata maka Suryo mengedepankan tentang tari dalam ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif (Meri:1987, 12). Dalam upaya merefleksikan tari kedua tokoh sejalan.<br />
Tari sering kita lihat dalam berbagai acara baik melalui media televisi (TV), maupun berbagai kegiatan lain seperti pada acara khusus berupa<br />
<a name='more'></a> pergelaran tari,dan acara tontonan dalam kegaiatan kenegaraan maupun acara-acara yang berkaitan dengan keagamaan, perkawinan maupun pesta lain yang berhubungan dengan adat.<br />
Tari merupakan salah satu cabang seni, di mana media ungkap yang digunakan adalah tubuh. Tari mendapat perhatian besar di masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak merupakan alat ekspresi manusia sebagai media komunikasi yang universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu kapan saja.<br />
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.<br />
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untuk mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.<br />
Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari.<br />
Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk meperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.<br />
Seperti dikutip oleh M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34) dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli, 1994:44).<br />
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari yang di dalamnya mempelajari gerakan sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya, gerakan di tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).<br />
Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerakyang diungkapan atau ekspresi dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.<br />
Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa gerak ritmis. Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang mempelajarinya.<br />
<br />
Sumber : http://cahisisolo.com/seni/seni-pertunjukan/pengertian-seni-tari-menurut-beberapa-tokoh-tari.html<br />
<div>
<br /></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-28869674997240907382012-02-17T09:23:00.000-08:002012-02-17T09:23:12.583-08:00Pengertian Seni Musik (lagi)<br />
<span style="font-family: inherit;">Apakah seni musik itu sebenarnya, dan maknanya bagi kehidupan manusia? Sepanjang sejarah banyak penyair, filusuf, penulis maupun musikus yang telah berupaya mendefinisikannya. Ada yang menganggap musik sebagai"bahasa para dewa", atau ada pula yang mengatakan bahwa "musik dimulai di saat ujaran berakhir". David Ewen mencatat sebuah definisi tentang musik yang dibuat oleh penyusun kamus sebagai "Ilmu pengetahuan dan seni tentang kombinasi ritmik dari nada-nada, baik vokal maupun instrumental, yang meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang ingin diungkapkan terutama aspek emosional".</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Schopenhauer, filusuf Jerman di abad ke-19 mengatakan dengan singkat bahwa</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> "Musik adalah melodi yang syairnya adalah alam semesta". Sementara itu menarik pula untuk dicatat pendapat Dello Joio, komponis Amerika keluaran Julliard School di New York, dan banyak bekerja sama dengan koreografer Martha Graham, bahwa "Mengenal musik dapat memperluas pengetahuan dan pandangan selain juga mengenal banyak hal lain di luar musik. Pengenalan terhadap musik akan menumbuhkan rasa penghargaan akan nilai seni, selain menyadari akan dimensi lain dari satu kenyataan yang selam ini tersembunyi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Berikut ini adalah pendapat Suhastjarja, dosen senior Fakultas Kesenian Institut Seni Indonesia Yogyakarta, lulusan peabody Institute dari Amerika, bahwa "Musik ialah ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulan, dalam wujud nada-nada atau bunyi lainnya yang mengandung ritme dan harmoni, serta mempunyai suatu bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri sendiri dan manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti dan dinikmatinya". Lebih lanjut Suhastjarja mengemukakan bahwa oleh karena bentuk musik itu terbentang di ruang yang sifatnya spasial, maka ia dapat disejajarkan dengan bentuk-bentuk dalam seni sastra. Jika bentuk-bentuk sastra ditulis dari kiri ke kanan (kecuali dalam bahasa-bahasa Simetik dan bahasa-bahasa Oriental), bentuk-bentuk musik ditulis dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas, sehingga arah dari kiri ke kanan menunjukkan dimensi waktu, sedangkan dari arah bawah ke atas menunjukkan dimensi sifatnya akustik musikal. Kesejajaran dalam kalimat musik, seperti halnya dalam kalimat bahawa, terjadi antara frase anteseden dan frase konsekuen. Ini dapat dilihat dari tulisan musik secara horisontal dari kiri ke kanan, sedangkan kesejajaran yang vertikal antara dua garis melodi atau lebih yang berbunyi bersamaan, dapat dilihat dari tulisan musik secara horizontal sekaligus vertikal. Namun pengamatan tulisan musik secara vertikal khusus diperuntukkan bagi keselarasan bunyi bersama atau harmoni.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Peningkatan pengertian mengenai musik dapat dilakukan lewat peningkatan pengertian akan bentuk-bentuk musik, karena suatu imaji tanpa bentuk merupakan bayangan yang ruwet.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Sumber : cahisisolo.com/artikel/seni-musik/pengertian-seni-musik.html</span><br />
<div>
<br /></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-63854606649972954502012-02-17T09:19:00.000-08:002012-02-17T09:19:07.268-08:00Pengertian Seni Musik<br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Seni</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Kata seni dalam bahasa inggris disebut art. Kata art berasal dari bahasa Latin ars, yang artinya keterampilan/kepandaian. Kemudian pengertian kata seni menjadi luas, tidak hanya mengenai bidang tertentu saja. Pengertian seni mencakup segala kreasi manusia seperti puisi, drama, musik, tarian, seni pahat, ukir, bangun, melukis dan masih banyak lagi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Seni merupakan hasil kreasi dan getaran dalam jiwa manusia yang dapat menimbulkan perasaan suka ataupun duka pada diri seseorang. Suatu ciptaan mengandung nilai seni jika memenuhi beberapa syarat, antara lain kehalusan dan keindahan. Kesenian adalah segala hasil cipta manusia yang mengandung nilai seni. Seniman adalah orang yang berjiwa seni dan dapat menciptakan karya seni.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Cabang Seni</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Seni dapat dibedakan menjadi 3 cabang, yaitu seni suara, seni gerak dan seni rupa. Seni suara terbagi menjadi 2 bagian seni sastra dan seni musik. Seni sastra meliputiprosa dan puisi. Seni musik meliputi Seni lagu (vocal) dan seni instrumental.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Musik</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Musik sudah ada sejak sebelum tarikh Masehi. Peninggalan sejarah Mesir kuno memberikan</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> bukti-bukti. Pada relief-relief batu Mesir kuno terdapat lukisan alat-alat musik. Dalam Injil “Kitab Kejadian” tertulis juga tentang musik. Musik terus berkembang sampai pada saat ini seiring dengan kemajuan kebudayaan dan teknologi.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Pengetahuan musik tidak mengenal batas. Semakin dalam kita mempelajari musik, makin terasa masih sangat banyak masalah yang harus kita pelajari.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Musik adalah pernyataan isi hati manusia yang diungkapkan dalam bentuk bunyi yang teratur dengan melodi dan ritme, serta mempunyai unsur harmoni yang indah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><b>Menurut bentuknya musik dapat dibedakan menjadi 3 macam :</b></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Vocal : musik yang dinyanyikan dengan suara manusia</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Instrumental : musik yang dinyanyikan dengan alat-alat musik saja</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Campuran : perpaduan suara manusia (vocal) dengan musik instrumental yang dimainkan bersamaan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span><br />
<span style="font-family: inherit;">Sumber : http://ilmushoru.wordpress.com/2011/04/09/pengertian-seni-musik/</span><br />
<div>
<br /></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-74762786213735885462012-02-17T09:14:00.000-08:002012-02-17T09:14:36.370-08:00Pengertian Seni Rupa Tradisional, Modern dan Kontemporer<div>
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><b>1. SENI RUPA TRADISIONAL</b></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Pengertian</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meski pun tidak menutup kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang berdekatan.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Ciri-ciri :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">· Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa <a name='more'></a>aktivitas religius maupun seremonial/istanasentris.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">· Terikat dengan pakem-pakem tertentu.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Contoh:</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Wayang kulit, wayang golek, wayang beber, ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah, batik, songket, dan lain-lain.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"> </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><b>2. SENI RUPA MODERN</b></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Pengertian</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni rupa.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Ciri-ciri :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">· Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">· Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Contoh :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Lukisan-lukisan karya Raden Saleh Syarif Bustaman, Basuki Abdullah, Affandi, S.Soedjojono dan pelukis era modern lainnya.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Seniman :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Raden Saleh Syarif Bustaman, Abdulah Sr, Pirngadi, Basuki Abdullah, Wakidi, Wahid Somantri, Agus Jaya Suminta, S. Soedjojono, Ramli, Abdul Salam, Otto Jaya S, Tutur, dan Emira Sunarsa.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"> </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"><b>3. SENI RUPA KONTEMPORER</b></span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Pengertian</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang. Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Ciri-ciri :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">· Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">· Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik, hingga aksi politik.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Contoh :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya enviromental art.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Seniman :</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Gregorius Sidharta, Christo, dan Saptoadi Nugroho.</span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;"> </span></div>
<div>
<span style="font-family: inherit;">Sumber: http://tipzsangguru.wordpress.com/2010/01/28/pengertian-seni-rupa-tradisional-modern-dan-kontemporer/</span></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-31230407914372885422012-02-13T06:27:00.000-08:002012-02-13T06:54:54.139-08:00Buku Paket Seni Budaya SMP Kelas VIIBerikut ini adalah buku paket Seni Budaya SMP Kelas VII yang dapat anda baca secara online.<br />
Karangan : Harry Sulastianto, Dkk.<br />
Penerbit :<span style="font-family: inherit;"> <span style="color: #666666;"><a href="http://grafindo.co.id/">PT. Grafindo Media Pratama</a></span></span><br />
Kami ambil dari : <b><a href="http://books.google.co.id/books?id=YUrMoPAltR8C&lpg=PA89&dq=editions%3AJQouEmY2E1gC&hl=id&pg=PA77#v=onepage&q=editions:JQouEmY2E1gC&f=false">Google books</a></b><br />
Selamat Membaca!<br />
<br />
<iframe frameborder="0" height="500" scrolling="no" src="http://books.google.co.id/books?id=YUrMoPAltR8C&lpg=PA89&dq=editions%3AJQouEmY2E1gC&hl=id&pg=PA77&output=embed" style="border: 0px;" width="500"></iframe>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-42672322566323244882012-02-12T06:53:00.000-08:002012-02-12T07:13:53.160-08:00Panduan Menyusun Diktat<br />
<b>1. PENGANTAR</b><br />
<br />
Berikut ini kami ketengahkan sebuah panduan membuat diktat yang merupakan salah satu jenis bahan ajar yang bisa disiapkan oleh guru.<br />
Sumber tulisan ini adalah blog <a href="http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/09/02/pembuatan-diktat/">Agus Wuryanto</a><br />
<br />
<br />
<b>2. PENGERTIAN DIKTAT</b><br />
<br />
Pengertian diktat menurut Purwadarminta dalam Kamus Besar Indonesia adalah pegangan yang dibuat guru berupa ketikan maupun stensilan, pengertian lain menurut Totok Djuroto Diktat adalah buku pelajaran yang termasuk kelompok karangan ilmiah hanya saja dibuatnya bukan berdasarkan hasil penelitian, tetapi materi pelajaraan atau mata kuliah dari suatu ilmu<br />
Diktat biasanya dibuat oleh guru , dosen atau widyaiswara untuk mata kuliah, mata diklat yang diajarkannya, bisa jadi seorang guru , dosen dan widyaiswara membuat buku pelajaran atau diktat yang tidak diajarkannya<br />
Dalam bagian lain diktat adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri dan dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu, diklat yang disusun secara sistematik dari yang mencakup tujuan dan uraian materi<br />
<br />
<b>3. PRINSIP PRINSIP PEMBUATAN DIKTAT</b><br />
<br />
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan diktat antara lain<br />
<a name='more'></a><br />
prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan<br />
Prinsip relevansi artinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai<br />
Prinsip konsistensi artinya keajegan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada diktat juga harus meliputi empat macam<br />
Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat mengusai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya<br />
<br />
<b>4. KETENTUAN KETENTUAN PEMBUATAN DIKTAT</b><br />
<br />
Sampai saat ini belum ada aturan baku tentang pembuatan diktat yang khusus, namum mengingat diktat merupakan bagian kecil dari buku paket maka ketentuan pembuatan diktat hampir sama dengan pembuatan buku paket , antara lain<br />
<br />
<b>4.1 persyaratan yang berkaitan dengan isi</b><br />
a. Memuat sekurang kurangya materi minimal yang harus dikuasai peserta didik.<br />
b. Diktat relevan dengan tujuan dan sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai<br />
c. Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan<br />
d. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi<br />
e. Sesuai dengan jenjang dan sasaran<br />
f. Isi dan bahan mengacu pada kompetensi dalam kurikulum<br />
<br />
<b>4.2 Persyaratan dengan cara penyajian</b><br />
a. Uraian teratur<br />
b. Saling memperkuat dengan bahan lain<br />
c. Menarik minat dan perhatian peserta<br />
d. Menangtang dan merangsang peserta didik untuk mempelajari<br />
e. Mengacu pada aspek koginitif, afektif dan psikomotor<br />
f. Hindari penyajian yang bertele tele<br />
<br />
<b>4.3 Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa</b><br />
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang benar<br />
b. Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta<br />
c. Menggunakan istilah, kosakata, symbol yang mempermudah pemahaman<br />
d. Menggunakan kata kata terjemahan yang dibakukan<br />
<br />
<b>4.4 Persyaratan yang berkaitan dengan Ilustrasi</b><br />
a. Relevan dengan bahan ajar yang dibuat<br />
b. Tidak mengunakan kesinambungan antar kalimat. Antar bagian dan antar paragraf.<br />
c. Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar<br />
d. Jelas, baik dan merupakan hal hal esensial yang membantu memperjelas materi<br />
<br />
<b>5. BAGIAN-BAGIAN DIKTAT</b><br />
<br />
Diktat sama seperti buku terdiri dari tiga bagian yang mencakup :<br />
<br />
<b>5.1 Bagian awal yang berisi :</b><br />
a. Halaman cover, bersisi tentang judul, pengarang, gambar sampul, dan lingkup penggunaan diktat ( biasanya digunakan untuk lingkungan sendiri ), nama departemen, tahun terbit.<br />
b. Halaman judul , berisi judul, pengarang/penulis, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama depertemen<br />
c. Daftar isi, yang membuat, judul bab, sub bab, dan nomor halaman<br />
d. Daftar lain seperti : daftar gambar, daftar table, daftar lampiran.<br />
<br />
<b>5.2 Bagian isi</b><br />
Bagian ini berisi pokok pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat dan memuat uraian penjelasan, proses operasional atau langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uraian dilengkapi dengan table, bagan, gambar dan ilustrasi lain<br />
<br />
<b>5.3 Bagian akhir</b><br />
Pada bagian akhir diktat berisi antara lain :<br />
a. Lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut arab<br />
b. Glosarium (jika ada), kata/istilah yang berhubungan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembanca<br />
c. Kepustakaan, ada beberapa cara menuliskan kepustakaan, namun demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut, sengan ketentuan sebagai berikut :<br />
1. Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan dengan bahan kajian yang akan ditulis, tidak ketinggalan perkembangan teknologi dan sesuai dengan disiplin ilmu<br />
2. Kepustakaan disusun dengan urutan abjad, urutannya sebagai berikut :<br />
Mulyasan,E, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Pt Remaja Rosda Karya, Bandung<br />
3.. Indeks : pencantuman indeks dimaksudkan sebagai petunjuk untuk mengetahui dengan mudah uraian suatu teori, atau fakta yang terdapat pada halaman tertentu, penulisan indeks dengan pengaturan sbb :<br />
1) Entri disusun menurut abjad dan tidak bernomor urut<br />
2). Entri diawali dengan huruf kecil , kecuali berupa nama<br />
3) Entri diikuti dengan tanda koma dan nomor halaman tempat entri berada,<br />
Contoh : alkohol, 12<br />
formalin, 35<br />
<br />
<b>6. SISTIMATIKA PENULISAN DIKTAT</b><br />
<br />
Penulisan diktat hendaknya didahului dengan penyusunan kerangka penulisan. Kerangka penulisan disusun berdasarkan kosep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan tema dan judul yang akan ditulis.<br />
Penulis diktat hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun , oleh karena itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah terdiri dari bab atau unit,setiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi dengan judul bab. Pecahan bab yang disebut subbab ditulis dengan nomor huruf arab.<br />
Cantoh :<br />
1. KLASIFIKASI MATERI<br />
A. UNSUR UNSUR MATERI<br />
1. PARTIKEL ATOM<br />
1] ELEKTRON<br />
a).<br />
<br />
<b>7. PENGGUNANAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN DIKTAT</b><br />
<br />
Penulisan diktat hendaknya menggunakan bahasa jelas, tepat formal dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas`dan tepat, kalimat yang tidak berbelit belit dan struktur alinea yang runtut,kelugasan dan keformalan gaya bahasa digunakan dengan menggunakan kalimat fasif, hindarilah pengunaan kata kata sepeti saya kami, kemudian tuliskan kegiatan yang dilakukan penulis, seperti penulis atau peneliti tapi inipun hindari sesedikit mungkin.dalam menggunakan bahasa Indonesia baku hendaknya memperhatikan :<br />
7.1 Kaidah Bahasa Indonesia yang digunakan adalah ejaan yang disempunakan (EYD)<br />
7.2 Penerapan kaidah Ejaan<br />
7.3 Pemakaian tanda baca<br />
<br />
<b>8. PENGETIKAN NASKAH DIKTAT</b><br />
<br />
Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan<br />
Kertas yang digunakan adalah kertas jenis HVS putih, ukuran kuarto atau polio tergantung selera tetapi umunya ukuran kuarto, bidang pengetikan pun berjarak 4 cm dari tepi kiri, dan 3 cm tepi atas, tepi kanan dan tepi bawah, sebuah alinea tidak dimulai pada bagian halaman yang hanya memuat kurang dari tiga baris.<br />
Diktat ditulis dengan computer yang baku baik jenis huruf maupun ukuran hurufnya, pengetikan dengan menggunakan rata kanan dan tidak boleh mengorbankan aturan spasi atarkata dalam teks.<br />
Awal alinea diketik pada ketukan keenam dari batas kiri bidang pengetikan . sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring. Dalam pengetikan juga harus diperhatkan antara lain :<br />
8.1 Jenis dan ukuran huruf<br />
8.2 Modus huruf<br />
8.3 Spasi<br />
8.4 Tablel dan gambar<br />
<br />
<b>9. ILUSTRASI DAN PERWAJAHAN</b><br />
<br />
Diktat walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada zaman computer belum banyak dipergunakan ilustrasi belum banyak digunakan, tetapi setelah computer banyak digunakan karena fasilitas untuk pemakaian ilustrasi ada pada komputer , iluntrasi biasa ditulis dan diatur sendiri, karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal ilisutrasi seorang penulis diktat haris memperhatikan masalah masalah :<br />
<br />
9.1 Format diktat agar enak dibaca<br />
9.2 Tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan membaca.<br />
9.3 Tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris,<br />
9.4 Ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan dengan gambar, ilustrasi snagat menarik jika berupa foto foto yang berwarna.<br />
<br />
<b>10. PETUNJUK TEKNIS PENULISAN DIKTAT</b><br />
<br />
Untuk melakukan penulisan diktat, dibawah ini ada beberapa petunjuk praktis yang dapat dijadikan pedoman penulisan antara lain<br />
<br />
<b>10.1 Hal hal yang harus diperhatikan :</b><br />
<br />
a. Berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya<br />
b. Judul table atau gambar diketik pada haaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan table……atau gambar<br />
c. Tepi kanan teks tdak harus rata , oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya<br />
d. Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman , kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.<br />
e. Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.<br />
f. Nama awal atau nama tengah dapat disingkat asalkan dilakuan secara konsisten<br />
<br />
<b>10.2 Hal Hal yang tidak boleh dilakukan :</b><br />
<br />
a. Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab<br />
b. Tidak boleh memotong table atau gambar<br />
c. Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada table kecuali terpaksa<br />
d. Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai tanda berakhirnya suatu bab<br />
e. Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas table pada akhir halaman<br />
f. Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan bullet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan menggunakan komputer.<br />
g. Tidak boleh menambah spasi antarkata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan<br />
h. Daftar rujukan tidak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir<br />
<br />
<b>11. PENUTUP</b><br />
<br />
Demikian sedikit informasi yang berkaitan dengan teknik pembuatan diktat, diharapkan para guru mampu memotivasi diri untuk menuangkan ide idenya dalam bentuk diktat yang dapat digunakan dalam pembelajaran, yang sudah barang tentu dapat digunakan sebagai bahan perolehan angka kredit dalam pengembangan profesi. Serta sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa Indonesia.<br />
<div>
<br /></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-87892942950290689782012-02-08T07:15:00.000-08:002012-02-08T07:17:55.269-08:00Gambar Bentuk<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Menggambar Bentuk.<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Menggambar bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang
ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya, menurut
arah pandang dan cahaya yang ada.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Menurut Dr. Cut Kamaril WS. Menggambar Bentuk merupakan
usaha mengungkapkan dan mengkomunikasikan ide/gagasan, perasaan dalam wujud dwi
matra yang bernilai artistik dengan menggunakan garis dan warna.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2515454731194630647" name="_ftnref12"></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Ungkapan tersebut sesuai dengan bentuk benda yang digambar.
Hasil gambarnya menunjukkan kreativitas maupun keterampilan penggambar dalam menampilkan
ketepatan bentuk maupun jenis benda yang digambar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dalam menggambar bentuk dituntut ketepatan bentuk benda yang
digambar. Oleh sebab itu,</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> diperlukan pengetahuan tentang dasar-dasar ketepatan
bentuk yakni proporsi atau ukuran perbandingan dan ketepatan barik/tekstur yang
menunjukkan ketepatan jenis benda tersebut. Bagi orang yang pandai menggambar
dapat menggambar langsung dengan tepat apa yang digambar. Bagi orang yang masih
belajar perlu mengetahui dasar-dasar proporsi tersebut, dengan menggunakan
garis-garis pertolongan untuk membagi-bagi bentuk benda dalam ukuran
perbandingan tertentu supaya gambarnya tepat.</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Hakikat Menggambar<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Menggambar adalah membuat guratan di atas sebuah permukaan
yang secara grafis menyajikan kemiripan mengenai sesuatu.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2515454731194630647" name="_ftnref5"></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kata menggambar atau kegiatan menggambar dapat diartikan
sebagai memindahkan satu atau beberapa objek ke atas bidang gambar tanpa
melibatkan emosi, perasaan dan karakter penggambarnya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2515454731194630647" name="_ftnref6"></a></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pemindahan ini dalam pengertian pemindahan bentuk atau rupa
dengan memperkecil atau memperbesar ukuran keseluruhan yang untuk kepentingan
tertentu dapat juga mempergunakan skala perbandingan (perbandingan ukuran)
secara akurat.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Jenis-jenis
pensil/potlot untuk menggambar<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Menggambar dimulai dengan memilih jenis kertas yang cocok, </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">disesuaikan dengan media pensil/potlot.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Potlot adalah alat yang lembut, tidak banyak
memeberikan kedalaman, tingkat kekerasannya bermacam-macam; untuk permulaan
gunakanlah potlot yang sedang lunaknya. (Untuk merampungkan gambar kelak
hendaknya selalu digunkan potlot yang paling bermutu sejauh yang dapat
diperoleh). Kekuatan garis bergantung pada kertas yang dipergunakan. Makin
kasap kertas yang digunakan, makin gelap goresan potlot yang diperoleh.
Sebaliknya makin licin kertas, makin abu-abu goresan itu. Kertas harus cukup
kasap agar diperoleh garis potlot yang baik dan cukup keras sehingga tidak
bercalar oleh potlot.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2515454731194630647" name="_ftnref4"></a>Banyak sekali macam dan jenis
potlot/pensil sesuai dengan penggunaannya, antara lain:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">a. Pensil Biasa:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pensil biasa dengan batang kayu relatif murah, dapat dipakai
untuk membuat berbagai macam goresan, dan dapat digunakan untuk menutup bidang
gambar dan membuat bayangan. Walaupun pensil biasa sudah cukup cocok untuk
dipergunakan menggambar, namun dalam pengunaannya harus diperhatikan mutu dan
jenis pensilnya. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">b. Pensil Keras (dengan istilah pensil Hard/H)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pensil jenis ini memiliki tingkat dan kwalitas kekerasan
mulai dari 9 H (sangat keras) kemudian F. Pensil jenis ini biasanya banyak
dipakai untuk menggambar mistar, karena jenisnya yang keras tersebut. Semakin
keras tingkatan isi pensil, semakin dapat digunakan untuk menghasilkan
garis-garis yang padat, halus dan tipis. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">c. Pensil sedang (dengan istilah pensil medium
hard/HB).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pensil ini dipakai untuk membuat desain/ sket/ gambar
rencana, baik untuk gambar dekorasi maupun gambar reklame.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">d. Pensil Lunak (dengan istilah pensil Soft/B)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Isi pensil yang lunak dapat menghasilkan garis-garis yang
padat, gelap dan nada gelap terang. Untuk hampir semua gambar tangan bebas,
pensil jenis B merupakan jenis pensil yang banyak manfaatnya. Jenis pensil ini
banyak dipakai untuk menggambar potret, benda atau pemandangan alam dalam warna
hitam putih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">e. Konte, berwarna hitam arang dan berbeda dengan
pensil biasa karena mempunyai goresan yang tebal dan lebar. Dibedakan pula
menjadi:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">1) Hard/H/keras.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">2) Medium/HB/sedang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: inherit;">3) Soft/B/Lunak, dipakai untuk
menggambar potret, pemandangan alam dan benda.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br />f. Pensil berwarna.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pensil ini mengandung lilin dan tersedia dalam 12 macam
warna. (untuk kategori pensil warna bukan merupakan bahasan dalam penelitian
ini).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Teknik-teknik yang
digunakan dalam menggambar dengan pensil/potlot antara lain:<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">1) Teknik Stippel. Yaitu menggambar dengan titik-titik atau
noda-noda yang diulang-ulang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">2) Teknik Dussel, atau disebut dengan teknik gosok. Yaitu
menggambar dengan cara menggosok-gosokkan tangan atau kertas yang sudah
diberi/dibubuhi dengan pensil. (Teknik ini tidak diperkenankan untuk digunakan
dalam dunia pendidikan, akan tetapi kenyataan di lapangan para pelukis
wajah/potret sering menggunakannya).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">3). Teknik Arsir, Untuk menyampaikan kesan bentuk tiga
dimensi yang tidak dapat terwakili hanya dengan garis kontur saja. Garis-garis
arsir mengacu pada serangkaian garis sejajar dengan jarak berdekatan atau rapat</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br />
<b>Jenis-Jenis Arsir antara lain:<o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">a) Arsir Biasa, yaitu garis-garis arsir yang mengacu pada
serangkaian garis rapat sejajar, seirama sesuai dengan bentuk benda yang
digambar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">b) Arsir Silang, ialah arsir yang melibatkan penggunaan dua
lapis garis arsir untuk mendapatkan kepadatan yang lebih tinggi dan
menghasilkan nada gelap terang.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">c) Teknik Scribbling, adalah suatu jenis arsiran jaringan
yang terdiri dari garis-garis berbagai arah yang dibuat secara acak, sehingga
tekstur visualnya akan bervariasi dengan teknik garis yang digunakan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dengan pengetahuan yang mantap mengenai sifat bahan dan
fungsi alat, seniman dapat mengembangkan kekuatan menggambarnya tanpa kendala
yang bersifat teknis. Menggambar merupakan soal rasa, pikiran, keterampilan,
ide dan teknik yang tidak terpisah-pisahkan. Dorongan menggambar timbul pada
umumnya karena adanya gagasan dalam pikiran untuk menyatakannya dengan bentuk
visual.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Alat terakhir untuk pengoreksian gambar adalahpenghapus, untuk
menghilangkan bagian gambar yang tidak berhasil. Penghapus potlot yang biasa
sudah cukup, sepanjang bersifat lentur, lunak dan bersih.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Kertas Gambar<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Ada kertas yang licin dan ada pula yang kasap, ada kertas
bersadur dan kertas serap, kertas yang tebal dan yang tipis. Ada tiga jenis
kertas yang dapat digunakan:</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">a. Kertas murah yang dapat digunakan dengan bebas.
Barangkali kertas stensil atau kertas koran (yang dipakai untuk surat kabar,
dapat diperoleh dalam ukuran kwarto dibungkus per rim).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">b. Kertas Lakar ukuran saku (berbentuk buku ukuran saku)</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">c. Kertas gambar yang baik dengan tebal yang bermacam-macam,
dalam lembaran, gulungan, atau bentuk buku. Kertas gambar biasanya berwarna
putih mengkilap, tetapi ada juga yang berwarna putih kusam atau berwarna
putih-India. Menurut Ajat Sakri dalam bukunya menjelaskan;</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Menggambar dimulai jauh sebelum menarik garis yang pertama.
Permulaannya ialah sikap badan yang baik dan sikap yang benar terhadap
pekerjaan. Lengan dan seluruh tubuh harus santai. Pandangan tertuju pada
permukaan kertas sebagai satu keseluruhan, menaklukkan dan menguasainya.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber : <a href="http://senirupapgsd.blogspot.com/2009/05/menggambar-bentuk.html">http://senirupapgsd.blogspot.com/2009/05/menggambar-bentuk.html</a></span></div>
<span style="font-family: inherit;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-12780764814084355342012-02-07T06:58:00.000-08:002012-02-07T06:58:39.069-08:00Sejarah Singkat Gitar<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sejarah gitar menarik dan
bervariasi, bentuk alat musik ini </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">mungkin sudah ada
700 tahun yang lalu. Sejarah gitar </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">dipercaya dimulai di wilayah
Timur Tengah. Di antara puingpuing yang di temukan di Babilonia, yang paling
relevan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">adalah gitar yang dibuat pada
1900-1800 SM. Dari masa itu, </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">hingga tahun 1650, gitar
mengalami evolusi yang begitu </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">rumit dan beraneka ragam. Begitu
banyak jenis dan masingmasing memiliki nama yang berbeda.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Instrumen ini diperkenalkan ke
Spanyol pada abad 12 oleh </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">orang Arab. Kita ingat bahwa pada
tahun 711 bangsa Arab </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">datang ke Spanyol untuk
penyebaran agama Islam. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pengaruh bangsa Arab pada budaya
spanyol umumnya, </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">musik khususnya tidak dapat
dikatakan kecil. Sekarangpun </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pengaruh Arab masih sangat terasa
pada musik flamenco. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bangsa Arab membawa alat musik
yang mereka namakan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">al’ud. Disanalah alat musik ini
berkembang dengan</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> 12 fret </span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">ke badan gitar jenis kayu
tertentu untuk membuatnya, kayu </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pohon cemara di bagian muka,
kayu rosewood atau </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">mahogani dibagian belakang dan
samping, sehingga </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">menghasilkan suara yang tebal
untuk nada rendah (bass) </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">dan suara tinggi (treble) lebih
lembut dengan tali gitar baja. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Antonio De Torres Horado, nama
baik untuk seorang </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pembuat gitar terhebat di
Spanyol. Dia merancang prinsip dasar alat musik ini yang masih </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">digunakan sampai hari ini. Teman
sebangsanya, Tarrega mengembangkan cara </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bermainnya : posisi tangan, cara
memainkan tali gitar. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Golvier, orang Spanyol juga,
membawa gitar naik pesawat dan mempopulerkan alat musik </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">ini ke seluruh dunia. Playing The
Guitar – Bermain Gitar by Fal’s Burgers </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pada masa klasik banyak terdapat
publikasi yang dilakukan oleh para pembuat lagu dan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">juga para pemusik. Seperti Fernando Sor, Mauro Guiliani, Matteo
Carcassi, Fernando </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Caulli, dan masih banyak para
pencipta yang mengembangakan metode bermain gitar </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">yang akhirnya menjadi permainan
yang umum dan dapat diterima. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Gitar bertali baja dikembangkan
di Amerika walau asalnya dari Eropa. Sebuah imigran </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">berkebangsaan Jerman, Martin menetap di Nazareth, Pennsylvania pada
tahun 1839. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Mereka mengubah struktur gitar.
Penggunaan tali gitar baja, tembaga atau kuningan ini </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">membentuk tekanan yang lebih
besar terhadap bodi gitar, sehingga konstruksi dalamnya </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">harus diubah, termasuk memasukkan
kawat silang, kawat baja di dalam leher gitar, pin </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bridge, dan 14 fret masuk ke
badan gitar. Gitar ini menjadi kesukaan bagi penyayi blues </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">dan folk. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Perusahaan di Amerika seperti
Gibson dan Epiphone juga membantu dalam </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pengembangan gitar. Salah satunya
adalah mengembangkan gitar berbetuk Cello yang </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">indah yang dirancang untuk
dimainkan secara akustik. Mereka menambahkan 2 alat </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bermagnet, saklar, kendali nada
dan volume untuk menghasilkan suara lembut nan indah. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Gitar ini adalah gitar favorit
bagi pemain Jazz. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Masuknya gitar di Indonesia.
dibawa oleh orang-orang Portugis di sekitar abad ke-17. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pada waktu itu sejumlah tawanan
asal Portugis di Malaka dimukimkan oleh Belanda di </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">kawasan berawa-rawa di Jakarta
Utara, di sebuah kampung Tugu. Agar mereka tidak </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bosan, mereka menghibur diri
dengan bermain musik. Nah, musik yang mereka gunakan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">saat itu adalah gitar. Konon,
dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">beberapa alat musik petik yang
dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Ada 3 jenis gitar yang dimainkan
para tawanan saat itu, yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">1.Gitar Monica, yang terdiri dari
3 dawai</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">2.Gitar Rorenga, yang terdiri
dari 4 dawai</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">3.Gitar Jitera, yang terdiri dari
5 dawai.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dua abad kemudian gitar dan
keroncong menjadi populer di kalangan bangsawan dan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">kemudian menyebar ke pelosok
tanah air.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Di zaman modern, orang mulai
mengenal gitar yang memanfaatkan sumber daya listrik. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bunyi yang dihasilkanya berbeda
dengan bunyi gitar klasik. Gitar listrik berbodi solid </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">dikembangkan pada 1932 di Amerika
oleh Adolphus Rickenbacker, Paul Bigsby, Leo </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Thender, Dac Kaufman, dan juga
yang paling terkenal Les Paul. Gitar ini mengambil </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bentuk rancangan gitar Spanyol
tradisional. Gitar listrik berbodi solid terbuat dari satu </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">batang kayu mungkin dilapis.
Biasanya diberi pengikat, pemetik gitar kecil. Tombol </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pengendali nada dan volume,
bagian magnet untuk mengirim sinyal melalui kabel menuju </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pengeras suara.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Produsen gitar bermunculan di
mana-mana. Dua yang terkenal adalah Fender dan Ibanez. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Selain itu, media-media juga
mempublikasikan pemain-pemain gitar hebat melalui majalah </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bergengsi seperti Guitar Player.
Kini, komponen-komponen pada gitar listrik, seperti </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bridge/tremolo, pick-up, juga
senar, bahkan diproduksi terpisah dari produser gitar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber : </span><a href="http://guruvalah.20m.com/history_of_guitar.pdf">http://guruvalah.20m.com/history_of_guitar.pdf</a></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-13592249616810535052012-02-07T06:35:00.000-08:002012-02-07T06:50:24.561-08:00Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni
dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini
diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna,
tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2515454731194630647" name="more"></a>Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori
yaitu:</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<ul>
<li><span style="text-indent: -18pt;"><span style="font-family: inherit;">SENI RUPA MURNI</span></span></li>
<li><span style="text-indent: -18pt;"><span style="font-family: inherit;">SENI RUPA KRIYA</span></span></li>
<li><span style="text-indent: -18pt;"><span style="font-family: inherit;">SENI RUPA DESAIN</span></span></li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dua kategori terakhir kemudian lebih dikenal dengan sebutan
Seni Rupa Terapan. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk
tujuan</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> pemuasan ekspresi pribadi. Sementara kriya dan desain, lebih
mementingkan fungsi dan kemudahan produksi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Secara umum, terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris
adalah “Fine Art”. Namun, sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah “Fine
Art” menjadi lebih spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk kemudian
menggabungkannya dengan seni rupa desain dan seni rupa kriya ke dalam bahasa
“Visual Arts” atau “Applied Arts” atau dalam bahasa indonesia adalah seni rupa
terapan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa terapan mengacu kepada aplikasi desain dan
estetika terhadap benda-benda yang dipergunakan manusia sehari-harinya.
Sementara seni rupa murni, diciptakan hanya untuk pemuasan ekspresi pribadi,
seni rupa terapan menggunakan desain dan idealisme kreatif untuk menciptakan
benda-benda keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi taman.</span></div>
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Bidang-bidang seperti desain industri, desain
grafis, desain interior, seni dekorasi, dan seni fungsional, merupakan
contoh-contoh seni rupa terapan. Dalam konteks kreatif dan abstrak, bidang
arsitektur dan fotografi juga dianggap sebagai seni rupa terapan.</span></span><br />
<div>
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span></div>
<div>
<span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: inherit;">Sumber : </span></span><a href="http://www.techinfo.web.id/2009/08/seni-rupa-murni-dan-seni-rupa-terapan.html">http://www.techinfo.web.id/2009/08/seni-rupa-murni-dan-seni-rupa-terapan.html</a></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-54358193574908821022012-02-07T06:27:00.000-08:002012-02-07T06:27:30.101-08:00Pengertian Seni Rupa<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk
menghasilkan karya yang </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan
suatu wujud ekspresi yang </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio.
Seni terdiri dari musik, tari, rupa, </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">dan drama/sastra. Seni rupa
merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">terwujud nyata (rupa). </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni
dengan media yang bisa </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini
diciptakan dengan mengolah </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">konsep garis, bidang,
bentuk, volume, warna,
tekstur, dan pencahayaan dengan
acuan </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">estetika. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Perkembangan keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun
terakhir ini</span></div>
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> mengalami perluasan </span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">ke arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa
(visual culture). Lingkup </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita
kenal saja, seperti lukis, </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">patung, keramik, grafis dan kriya, tapi juga meliputi
kegiatan luas dunia desain dan kriya </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">(kerajinan), multimedia, fotografi. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine art. Namun
sesuai perkembangan dunia seni </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">modern, istilah fine
art menjadi lebih spesifik kepada pengertian
seni rupa murni untuk </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">kemudian menggabungkannya dengan desain dan kriya ke dalam
bahasan visual arts. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bidang seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu
seni rupa murni, kriya, dan desain. </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk
tujuan pemuasan eksresi </span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitik beratkan
fungsi dan kemudahan produksi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber : </span><a href="http://guruvalah.20m.com/modul2_pengertian_seni_rupa.pdf">http://guruvalah.20m.com/modul2_pengertian_seni_rupa.pdf</a></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-84099214458559856892012-02-06T06:51:00.000-08:002012-02-06T07:09:45.897-08:00Perkembangan Seni Rupa di Indonesia<br />
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: inherit;"><b><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"> <span style="font-size: small;"><b>A.</b></span> </span></b><b>Seni Rupa Tradisional Indonesia</b><br />
<br />
Perkembangan seni rupa tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman
prasejarah. Meskipun tidak ada orang yang tahu secara pasti kapan dimulainya zaman
prasejarah. Periodesasi zaman prasejarah di Indonesia di bagi menjadi beberapa
periode di antaranya : zaman batu dan zaman logam. Kedua zaman prasejarah ini,
sama-sama memiliki karya seni rupa ( tradisional ) hal itu dapat di buktikan
dengan adanya peninggalan-peninggalan yg berupa karya seni rupa yg bersipat
tradisional seperti kapak genggam, gelang, kalung, tembikar bahkan ada lukisan.<br />
<br />
Khusus mengenai lukisan tersebut, pertama kali di temukan di gua leang-leang
sulawesi dan lukisan tersebut berupa penjiplakan telapak tangan pada dinding
gua. Selain lukisan telaapak tangan,juga terdapat gambar binatang berupa gambar
babi yang sedang</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> meloncat dengan kondisi leher terluka.<br />
<br />
1. Zaman Batu /Seni Rupa Zaman Batu<br />
<br />
a. Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua )<br />
<br />
Karya peninggalanya :<br />
• Kapak gengam ( chopper )<br />
• Batu berwarna ( Chalcedon )<br />
• Lukisan tangan dan babi<br />
<br />
b. Seni Rupa Zaman Meseolitikum ( Batu tengah)<br />
<br />
Karya peninggalannya :<br />
• Mata panah<br />
• Batu penggiling<br />
• Kapak batu<br />
<br />
c. Seni Rupa Zaman Neolitikum ( Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia)<br />
<br />
Karya peninggalannya :<br />
• Kapak persegi<br />
• Kapak lonjong<br />
• Gelang<br />
• Kalung<br />
• Cincin dari batu berwarna<br />
• Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia<br />
<br />
d. Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar )<br />
<br />
Karya peninggalannya :<br />
• Menhir<br />
• Dolmen Kubur batu<br />
• Keranda batu (sarcopagus)<br />
• Punden berundak<br />
• Arca batu<br />
<br />
2. Seni Rupa Zaman Logam<br />
<br />
Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaiitu sejak kebudayaan
indo-cina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami
zaman perunggu. Berikut adalah beberapa peninggalan seni rupa zaman perunggu :<br />
• Gendering perunggu<br />
• Kapak perunggu<br />
• Bejana perunggu<br />
• Ragam hias<br />
<br />
Dari peninggalan benda-benda di atas, maka jelas sejak zaman prasejarah orang
Indonesia sudah mengenal seni rupa meskipun masih sangat sederhana. Seni rupa
tradsional Indonesia khususnya zaman prasejarah, selain untuk keperluan
bertahan hidup, benda-benda karya seni mereka cenderung digunakan untuk
kepentingan pemujaan (magis), seperti lukisan telapak tangan di gua
leang-leang.<br />
<br />
Lukisan telapak tangan tersebut diduga sebagai lambang rasa duka cita atas
meninggalnya keluarga mereka. Kemudian lukisan babi yang terluka diartikan
sebagai lambang pengharapan agar perburuan mereka berhasil. </span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<span style="font-family: inherit;"><br />
3. Seni Rupa Zaman Hindu-Budha.<br />
<br />
Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia.
Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal
zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun
sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa
Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah
tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang
di lingkungan kerajaan.<br />
<br />
Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan
kecil sampai kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang
berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan
pada masa Hindu-Budha.<br />
1. Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara)<br />
2. Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang
(Kerajaan Sriwijaya)<br />
3. Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun
sebuah lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno)<br />
4. Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari
sumber yang dapat di samakan dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling)<br />
<br />
Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan
kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan
zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik
membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual.<br />
<br />
Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi
Candika disebut juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan
harapan mendapat pertolongan dari dewi durga dalam kematianya sehingga candi
kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya,
Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya sebangai berikut :<br />
1. Sebagai hiasan (Candi Sari)<br />
2. Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha)<br />
3. Sebagai Pemujaan (Candi penataran)<br />
4. Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda)<br />
5. Sebagai Pemandian (Candi Belahan)<br />
6. Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast">
<span style="font-family: inherit;">4. Seni Rupa Zaman Islam<br />
<br />
Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya
seni rupa yang cukup megah. Hasil karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur
dan seni hias<br />
<br />
Seni Arsitektur meliputi<br />
• Masjid<br />
• Makam<br />
• Istana<br />
<br />
Seni hias meliputi<br />
• Seni ukir<br />
• Seni kaligrafi (arab)<br />
• Seni wayang<br />
• Seni batik<br />
• Seni lukis <br />
<br />
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">B. Seni Rupa Modern
Indonesia<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br />
Seni rupa moderen merupakan babak baru dalam perkembangan seni rupa. Menurut
konsepnya, karya seni rupa tidak lagi menjadi simbol-simbol kehidupan yang
kaku, namun ia lebih cenderung menjadi pengungkap ekspresi dan nilai seorang
seniman secara bebas. Perkembangan seni rupa Indonesia modern terbagi dalam
beberapa babak / periodesasi.<br />
<br />
<br />
a. Masa Raden Saleh (Perintisan)<br />
<br />
Raden Saleh Syariep Bustaman adalah putra seorang bangsawan. Ketika umurnya 10
Tahun (1817) beliau di serahkan oleh pamannya kepada belanda untuk dididik menjadi
pegawai. Pada tahun 1826, beliau mendapat pelajaran menggambar dari A.A.J.
Payen, seorang pelukis dari Belgia. Payen meminta Jendral V. Der Capelen untuk
memberi izin kepada Raden Saleh untuk meneruskan pelajaran di negeri Belanda.
Cornelius Krusemen dan pelukis pemandangan yang bernama Andrean Schelf Vernet
menjadi guru beliau.<br />
<br />
Raden Saleh tinggal di kota Dresden (Jerman) selama 5 tahun dan lukisanya
banyak disukai oleh orang-orang di sana dan beliaupun dikenal sebagai pelukis
‘potret’ yang handal. Setelah 10 tahun berkelana di Eropa, Raden Saleh kembali
ke Indonesia bersama istrinya Ny.Winkelman pada tahun 1851. Raden Saleh Syarief
Bustaman merupakan orang Indonesia yang pertama merintis jalan menuju seni rupa
indonesia moderen meskipun corak lukisanya romantis, naturalis dan bergaya
Barat.<br />
<br />
Beberapa Karya Raden Saleh :<br />
a. Antara hidup dan mati (pertarungan seekor banteng dengan seekor singa)<br />
b. Berburu banteng di jawa<br />
c. Merapi yang meletus<br />
d. Banjir<br />
e. Perkelahian dengan singa,dll<br />
<br />
b. Masa Indonesia Jelita (Indie Mooi) 1878<br />
<br />
Beberapa pengamat seni menilai bahwa masa Indie Mooi menghasilkan karya-karya
lukisan yang bersifat turistik, dengan “Gaya Denting” yaitu melukis dengan
merekam langsung obyek-obyek pemandangan di sekitarnya dengan pelukisan
naruralistik. Dan romatik. Lukisan-lukisan era Indie Mooi hanya menyenangkan
secara visual, serba indah namun miskin kreativitas dan tidak menghayati subyek
yang di lukisnya, karena mereka terkena getah kesuraman seni lukis Belanda yang
diakibatkan oleh peperangan Napoleon di Eropa yang tak kunjung padam.<br />
<br />
Tokoh seniman dari masa Indie Mooi adalah Abdullah Soro Subroto, putra dari
Dr.Wahidin Sudiro Husodo. Abdullah Soro Subroto dikenal dengan sebutan Abdullah
S.R yang kemudian diikuti oleh anak-anaknya untuk menjadi seniman di antaranya
Sujono Abdullah, Basuki Abdullah, Tijito Abdullah,sedangkan pelukis lainnya ada
Pirngadi, Henk Ngantung,Lee Man Fong, dll.<br />
Beberapa lukisan masa Indie Mooi:<br />
1. Pemandangan di sekitar gunung merapi(Abdullah S.R)<br />
2. Pelabuhan ratu(pirngadi)<br />
3. Balik ke alam (Basuki Abdullah)<br />
4. Gadis Thailand<br />
5. Gadis solo<br />
<br />
c. Masa Cita Nasional<br />
<br />
Pada masa ini, kesenian indonesia sedang berusaha untuk mencari ciri khas
kesenian Nasional. S. Sudjojono adalah figur yang meledak-ledak dibakar rasa
Nasionalisme dan tidak puas dengan kehidupan seni rupa.<br />
<br />
Pada masa Indie Mooi semua lukisan serba indah, karena hal ini, dianggap
mengingkari kenyataan yang ada di Indonesia. S.Sudjono bersama rekan-rekanya
mendirikan sebuah organisasi yang bernama PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar
Indonesia) dan diketuai oleh Agus Jayasuminta.<br />
<br />
Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni lukis di kalangan bangsa Indonesia
dengan mencari gaya indonesia asli. Kelompok pelukis Persagi lebih mementingkan
penumpahan jiwa dan isi hati pada karya bukan teknik dan bahan seperti yang
diutamakan oleh para pelukis masa Indie Mooi.<br />
Berikut adalah beberapa karya lukisan Masa Cita Nasional :<br />
<br />
a. Karya Sudjono<br />
• Di depan kelambu terbuka<br />
• Sayang saya bukan anjing<br />
• Bunga kamboja<br />
<br />
b. Karya Agus Jayasuminta<br />
• Barata yudha<br />
• Arjuna wiwaha<br />
• Dalam taman nirwana, dll.<br />
<br />
<br />
c. Karya Otto Jaya<br />
• Wanita impian<br />
• Penggodaan, dll<br />
<br />
d. Masa Pendudukan Jepang<br />
<br />
Pada masa ini di dirikan sebuah kelompok lukis oleh jepang yang bernama Keimin
Bunka Shidoso dengan sebagai propaganda pembentuk ke kaisaran Asia Timur Raya.
Pada masa ini juga berdiri sebuah organisasi yang di bentuk oleh 4 serangkai
yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Kihajar dewantara, KH. Mas-mansur.Perkumpulan
ini bernama PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat) dan di tangani oleh S.Sudjojono dan
Affandi tetapi organisasi ini di bubarkan oleh jepang pada tahun 1944 dan
S.Sudjojono mengajar di keimin Bunka Shidoso.<br />
<br />
e. Masa Sesudah Kemerdekaan<br />
<br />
Pada masa ini banyak sekali organisasi yang bergerak di bidang seni rupa
(lukis) bermunculan di antaranya SIM (Seniman Indonesia Muda), Pelukis rakyat,
Taman Siswa dll. Semua organisasi ini mencetuskan sebuah organisasi baru yang
bernama ASRI (Akademi Seni Rupa Indonesia).<br />
<br />
f. Masa Pendidikan Formal<br />
<br />
Masa Pendidikan Formal, Indonesia banyak meresmikan pusat pendidikan seni rupa
untuk mencetak para seniman di antaranya ASRI, Balai Perguruan Tinggi ,Guru
Gambar, ITB, dll.<br />
<br />
g. Masa Seni Rupa Baru Di Indonesia<br />
<br />
Masa Seni Rupa Baru di Indonesia di mulai pada tahun 1974 dengan munculnya
kelompok baru dari kalangan seniman muda.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber : </span><a href="http://ansar-senibudaya.blogspot.com/2011/04/seni-rupa-tradisional-indonesia.html">http://ansar-senibudaya.blogspot.com/2011/04/seni-rupa-tradisional-indonesia.html</a></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
</div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-76048052892209707882012-02-04T08:39:00.000-08:002012-02-07T07:03:27.844-08:00Konsep Pengembangan Bahan Ajar<span style="font-family: inherit;">Sumber : <b><a href="http://didin.lecture.ub.ac.id/pembelajaran-3/konsep-pengembangan-bahan-ajar">Didin Widyartono</a> </b></span><br />
<b><span style="font-family: inherit;"><br /></span></b><br />
<br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Untuk memahami definisi pengembangan dapat menyimak uraian
pendapat berikut. Seels & Richey (dalam Gatot, 2008) menyatakan bahwa
pengembangan adalah proses menerjemahkan spesifikasi produk ke dalam bentuk
fisik. Gatot (2008) menyatakan bahwa “pengembangan dapat dimaknai sebagai
tindakan menyediakan sesuatu dari tidak tersedia menjadi tersedia atau
melakukan perbaikan-perbaikan dari sesuatu yang tersedia menjadi lebih sesuai,
lebih tepatguna dan lebih berdayaguna”.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Hasil simpulan di atas sesuai dengan pendapat Banathy
tentang pengembangan bahan ajar. Banathy (dalam Gatot, 2008) menyatakan bahwa
pengembangan bahan ajar adalah suatu proses yang sistematis dalam
mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi isi dan strategi pembelajaran
yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran secara lebih efektif dan
lebih efisien.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pengembangan bahan ajar merupakan</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;"> wujud pengembangan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan prinsip-prinsip tertentu yang
diadaptasi dari teori-teori pembelajaran (Syahid, 2003). Lebih lanjut, Syahid
menjelaskan bahwa pengembangan bahan ajar ini bukan hanya didasarkan atas
kepentingan pengembang, melainkan merupakan altematif pemecahan masalah
pembelajaran. Mahasiswa bukan hanya berinteraksi dengan dosen, melainkan juga
dapat berinteraksi dengan sumber belajar yang digunakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pengembangan bahan ajar ini memiliki tujuan. Gatot (2008)
menyampaikan tujuan di atas melalui kutipan berikut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pengembangan bahan ajar memiliki tujuan terencana, yaitu (1)
mempersiapkan kegiatan pembelajaran dalam berbagai situasi supaya dapat berlangsung
secara optimal, (2) meningkatkan motivasi pengajar untuk mengelola kegiatan
belajar mengajar, dan (3) mempersiapkan kegiatan belajar mengajar dengan
mengisi bahan-bahan yang selalu baru, ditampilkan dengan cara baru dan
dilaksanakan dengan strategi pembelajaran yang baru pula.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Mbulu (2004:6) menyatakan ada empat tujuan, yaitu (1)
diperolehnya bahan ajar yang sesuai dengan tujuan institusional, tujuan
kurikuler, dan tujuan pembelajaran, (2) tersusunnya bahan ajar sesuai struktur
isi mata pelajaran dengan karakteristiknya masing-masing, (3) tersintesiskan
dan terurutkannya topik-topik mata pelajaran secara sistematis dan logis, dan
(4) terbukanya peluang pengembangan bahan ajar secara kontinu mengacu pada
perkembangan IPTEK. Kemendiknas (2007) merumuskan tiga tujuan, yaitu (1)
memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal,
(2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta didik
maupun pengajar, dan (3) dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pengembangan bahan ajar harus didasarkan pada
prinsip-prinsip tertentu agar tujuan di atas dapat diwujudkan. Olivia (dalam
Mbulu, 2004:7) memberikan sepuluh prinsip pengembangan bahan ajar, yaitu (1)
perubahan kurikulum diminta dan diperlukan sekali, (2) kurikulum adalah produk
zamannya, (3) perubahan kurikulum pada masa yang lebih akhir selalu berkaitan
dengan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum sebelumnya, perubahan
kurikulum salah satu akibat dari perubahan masyarakat, (5) pengembangan
kurikulum didasarkan pada suatu proses pembuatan pilihan dari sejumlah
alternatif, (7) pengembangan kurikulum tidak pernah berakhir, (8) pengembangan
kurikulum lebih efektif ketika dilakukan secara komprehensif, tidak sebagai
proses bagian per bagian, (9) pengembangan kurikulum lebih efektif ketika
dilakukan dengan mengikuti suatu proses sistematik, dan (10) pengembangan
kurikulum dimulai dari kurikulum itu sendiri. Mbulu (2004:8) sendiri memberikan
tujuh prinsip pengembangan bahan ajar, yaitu (1) bertahap, artinya dilaksanakan
mulai dari kelompok dan jenis mata pelajaran sampai dengan menetapkan isi dari
setiap mata pelajaran, (2) menyeluruh, artinya dilaksanakan dengan memandang
isi setiap pelajaran secara menyeluruh tidak bagian per bagian, (3) sistematik,
artinya dilaksanakan dengan memandang isi mata pelajaran sebagai kesatuan utuh
dan melalui proses yang berulang-ulang, (4) luwes, artinya dapat menerima
hal-hal baru yang belum tercakup dalam isi mata pelajaran pada saat
pengimplementasiannya, (5) validitas keilmuan, artinya bahan ajar didasarkan
pada tingkat validitas dari topik yang ditata urutannya dan dijabarkan
keterhubungannya harus benar-benar dapat dipercaya, (6) berorientasi pada
pebelajar, artinya harus sesuai dengan karakteristik pebelajar dan memperhatikan
kebutuhan serta perhatian/minat pebelajar, dan (7) berkesinambungan, artinya
pengembangan bahan ajar merupakan proses yang tidak berhenti sekali jalan,
tetapi merupakan proses yang menghubungkan setiap kegiatan pengembangan, yaitu
merancang, mengevaluasi, dan memanfaatkan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dengan merujuk UNESCO, Kemendiknas (2007) merumuskan syarat
bahan ajar yang baik. Syarat-syarat bahan ajar atau buku teks yang berkualitas
diuraikan melalui kutipan berikut. Syarat-syarat bahan ajar atau buku teks yang
berkualitas adalah (1) bahan ajar memiliki peran penting untuk mewujudkan
pendidikan yang merata dan berkualitas tinggi, (2) bahan ajar merupakan produk
dari proses yang lebih besar dari pengembangan kurikulum, (3) isi bahan ajar
memasukkan prinsip-prinsip hak asasi manusia, mengintegrasikan proses pedagogis
yang mengajarkan secara damai terhadap penyelesaian konflik, kesetaraan gender,
nondiskriminasi, praktik-praktik dan sikap-sikap lain yang selaras dengan
kebutuhan untuk belajar hidup bersama, (4) bahan ajar memfasilitasi
pembelajaran untuk mendapatkan hasil-hasil spesifik yang dapat diukur dengan
memperhatikan berbagai perspektif, gaya pembelajaran, dan modalitas berbeda
(pengetahuan, keterampilan, dan sikap), (5) memperhitungkan level konseptual,
lingkungan linguistik, latar belakang dan kebutuhan pebelajar di dalam
membentuk isi dan mendesain model pembelajaran, (6) bahan ajar memfasilitasi
pembelajaran yang dapat mendorong partisipasi dan pengalaman secara merata dan
setara oleh semua pebelajar yang terlibat dalam proses pembelajaran, dan (7)
bahan ajar dapat dijangkau dari sisi biaya, memiliki daya tahan lama, dan dapat
diakses oleh semua pebelajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Syarat penyusunan bahan ajar juga disampaikan Tjipto Utomo
dan Kees Ruijter (dalam Mbulu, 2004:88). Syarat-syarat tersebut adalah (1)
memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan
teori dalam praktik, (2) memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan
aplikasinya, (3) memberikan umpan balik tentang kebenaran latihan itu, (4)
menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masing-masing peserta
didik, (5) membangkitkan minat peserta didik, (6) menjelaskan sasaran belajar
kepada peserta didik, (7) meningkatkan motivasi peserta didik, dan (8)
menunjukkan sumber informasi yang lain.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Gatot (2008) juga menambahkan bahwa “bahan ajar yang baik
harus dapat memenuhi tuntutan kurikulum yang berisi kompetensi-kompetensi yang
ditentukan”. Materi-materi ajar terarah sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Kompetensi-kompetensi yang diberikan sesuai dengan kurikulum.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Untuk bahan ajar berbasis web, Purnomo (2009) memberikan
syarat terkait konten web yang baik. Syarat konten web yang baik dijelaskan
berikut ini.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Materi Pembelajaran. Berisi material pembelajaran yang akan
disampaikan melalui berbagai jenis format. Format tersebut seperti teks,
gambar, foto, grafik, slide presentasi, animasi, HTML, audio (narasi, audio
streaming, audio recorded), video (video recorded, video streaming).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Interaksi dan komunikasi. Berisi konten yang memfasilitasi
proses interaksi dan komunikasi baik antara siswa dan siswa maupun siswa dan
trainer, secara langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"> Tugas, tes dan
evaluasi siswa. Konten yang berisi aktivitas penugasan, tes serta evaluasi bagi
siswa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber daya digital (digital resources). Konten berisi
berbagai sumber daya pembelajaran berbentuk digital dan/atau online</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Informasi. Berisi informasi yang ingin disampaikan pada user
mengenai pengajaran yang akan diikuti. Bentuk modul informasi ini dapat berupa
silabus, berita dan informasi, pengumuman dsb.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar dapat juga ditinjau dari segi kemenarikan dan
penggunaan bahasa agar dapat dimanfaatkan dengan efektif. Greene & Petty
(dalam Hakim 2001) menyatakan bahwa ciri bahan ajar yang berkualitas adalah (1)
dapat menarik perhatian, (2) membangkitkan motivasi belajar, (3) memuat
illustrasi yang menarik, (4) penggunaan bahasa yang jelas, (5) adanya
keterkaitan dengan pelajaran yang lain, dan (6) terhindar dari konsep yang
samar-samar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Untuk mengembangkan bahan ajar, Gatot (2008) memberikan
empat tahapan. Tahapan-tahapan tersebut dijabarkan melalui uraian berikut.
Tahapan pengembangan bahan ajar meliputi (1) mengidentifikasi aspek-aspek
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan pemilihan bahan ajar,
(2) mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar, (3) memilih bahan ajar yang
sesuai dengan butir pertama, dan (4) memilih sumber bahan ajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Mbulu (2004:77) juga menawarkan sebuah prosedur pengembangan
bahan ajar melalui tiga tahap. Ketiga tahap tersebut adalah (1) tahap
merancang, yaitu menerjemahkan pengetahuan/teori yang bersifat umum ke dalam
bentuk yang terinci, meliputi mengkaji kompetensi, analisis pembelajaran,
analisis isi, seleksi isi, penataan urutan isi, dan struktur isi, (2) tahap
menilai, dilakukan untuk uji kelayakan draft awal, mencakup penilaian formatif,
revisi, dan sumatif, dan (3) tahap pemanfaatan, mencakup kegiatan pengembangan
pembaca dan pengembangan bahan pembelajaran.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kemendiknas (2008) menyatakan bahwa pengembangan bahan ajar
dimulai dari (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4)
materi pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, dan (6) bahan ajar. Berdasarkan
kedua rujukan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengembangan bahan ajar
dimulai dari (1) identifikasi standar kompetensi, (2) identifikasi kompetensi
dasar, (3) identifikasi indikator, (4) identifikasi materi bahan ajar dan
memilih bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum, (5) merancang kegiatan
pembelajaran, dan (6) memilih jenis dan menyusun bahan ajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
pengembangan bahan ajar sering dikemas menjadi pembelajaran elektronik
(e-Learning). Dalam pengembangan pembelajaran elektronik (e-Learning), Wahono
(2006) memberikan tiga aspek yang harus diperhatikan, yaitu (1) aspek rekayasa
perangkat lunak, (2) aspek desain pembelajaran, dan (3) aspek komunikasi
visual.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Berdasarkan aspek rekayasa perangkat lunak (software),
Wahono (2006) menjelaskan sembilan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
pengembangan pembelajaran elektronik (e-Learning). Kesembilan faktor ini
dijelaskan sebagai berikut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">… (1) efektif dan efisien dalam pengembangan maupun
penggunaan media pembelajaran (operasional perangkat lunak tidak membutuhkan
spesifikasi yang kompleks), (2) reliabilitas (kehandalan, tidak mudah hang),
(3) maintainabilitas (dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah), (4)
usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya), (5) ketepatan
pemilihan jenis aplikasi/software /tool, (6) kompatibilitas (dapat
diinstalasi/dijalankan di berbagai hardware dan software yang ada), (7)
pemaketan program media pembelajaran terpadu dan mudah dalam eksekusi, (8)
dokumentasi program media pembelajaran yang lengkap, dan (9) reusabilitas
(sebagian atau seluruh program media pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali
untuk mengembangkan media pembelajaran lain).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Berdasarkan aspek desain pembelajaran, Wahono (2006)
memberikan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pengembangan pembelajaran
elektronik (e-Learning). Faktor-faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut. …
(1) kejelasan tujuan pembelajaran (rumusan, realistis), (2) relevansi tujuan
pembelajaran dengan /kurikulum, (3) cakupan dan kedalaman tujuan pembelajaran,
(4) ketepatan penggunaan strategi pembelajaran, (5) interaktivitas, (6)
pemberian motivasi belajar, (7) kontekstualitas dan aktualitas, (8) kelengkapan
dan kualitas bahan bantuan belajar, (9) kesesuaian materi dengan tujuan
pembelajaran, (10) kedalaman materi, (11) kemudahan untuk dipahami, (12)
sistematis, runut, alur logika jelas, (13) kejelasan uraian, pembahasan,
contoh, simulasi, latihan, (14) konsistensi evaluasi dengan tujuan
pembelajaran, (15) ketepatan dan ketetapan alat evaluasi, dan (17) pemberian
umpan balik terhadap hasil evaluasi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Berdasarkan aspek komunikasi visual, Wahono (2006)
menjelaskannya faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan
pembelajaran elektronik (e-Learning). Faktor-faktor tersebut dijelaskan berikut
ini.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">… (1) komunikatif, sesuai dengan pesan dan dapat
diterima/sejalan dengan keinginan sasaran, (2) kreatif dalam ide berikut
penuangan gagasan, (3) sederhana dan memikat, (4) audio (narasi, sound effect,
backsound, musik), (5) visual (desain perwajahan, tipografi, warna), (6) media
bergerak (animasi, film), (7) layout interactive (ikon navigasi).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Daftar Rujukan</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Kemdiknas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Mbulu, J. dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar.
Malang: Elang Mas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pannen, P., Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Purnomo, W. 2009. Presentasi, (Online),
(http://wahyupur.wordpress.com/ presentasi/, diakses 21 Mei 2010).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Syahid, A. 2003. Pengembangan Bahan Ajar Matakuliah
Rancangan Pembelajaran Dengan Menerapkan Model Elaborasi. Tesis, Tidak
Diterbitkan. UM: PPS.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Wahono, R. S. 2008. Meluruskan Salah Kaprah tentang
e-Learning, (Online),
(http://romisatriawahono.net/2008/01/23/meluruskan-salah-kaprah-tentang-e-Learning/,
diakses 4 September 2009).</span></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2515454731194630647.post-28691597671446459972012-02-04T07:42:00.000-08:002012-02-07T07:05:30.158-08:00Apa itu Bahan Ajar....<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pemahaman terhadap hakikat bahan ajar penting diperlukan sebelum melakukan kegiatan pengembangan. Berikut ini disajikan (a) definisi bahan ajar, (b) fungsi bahan ajar, dan (c) komponen bahan ajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">A. Definisi Bahan Ajar</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kemendiknas (2008) memberikan pengertian beberapa definisi bahan ajar sebagai berikut. •</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar adalah </span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: inherit;">segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">AECT (1986) mendefinisikan bahan ajar sebagai bahan pembelajaran yang berupa barang-barang (media atau perangkat lunak) yang berisi pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan. Kadang-kadang barang itu sendiri sudah merupakan bentuk penyajian. Bahan ajar dapat dilihat dari dua sudut, yakni sebagai proses dan sebagai produk. Sebagai proses, bahan ajar berfungsi sebagai alat penunjang proses pembelajaran dalam rangka penyampaian bahan pembelajaran kepada mahasiswa. Sebagai produk, bahan ajar merupakan hasil dari serangkaian bahan yang dimuat dalam bentuk buku/media sesuai kurikulum yang berlaku dan sebagai sumber belajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar matakuliah Bahasa Indonesia memiliki bentuk struktur kegiatan belajar, menarik, dan menggunakan bahasa yang jelas. Menurut Joni (1984) bahan ajar menspesifikasi pengalaman belajar dalam bentuk penstrukturan kegiatan pembelajaran yang kaya dengan variasi sehingga dapat memberikan efek pengiring yang sama efeknya dengan pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Untuk mencapainya, bahan ajar harus mencakup semua bahan, alat, dan cara yang ditata secara sistematis, mahasiswa/siswa tujuan tertentu. Greene dan Petty (dalam Hakim, 2001) menyatakan bahwa bahan ajar harus (1) memberikan petunjuk yang jelas bagi pengajar dan pengelola kegiatan pembelajaran, (2) menyediakan bahan, alat yang lengkap dan diperlukan untuk setiap kegiatan pembelajaran, (3) merupakan media penghubung antara pengajar dan pebelajar, (4) dapat dipakai oleh pebelajar sendiri dalam mencapai kemampuan yang telah ditetapkan, dan (5) dapat dipakai sebagai program perbaikan.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar berbeda dengan buku teks. Kemendiknas (2008) memberikan definisi bahwa “bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM”, sedangkan buku teks merupakan “sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu”.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Perbedaan bahan ajar dan buku teks dapat disimak pada ciri-ciri keduanya. Pannen & Purwanto (2001) yang mengacu pendapat Lewis & Paine menyatakan bahwa bahan ajar memiliki ciri (1) menimbulkan minat dari pembaca, (2) ditulis dan dirancang untuk digunakan mahasiswa, (3) menjelaskan tujuan instruksional, (4) disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel, (5) strukturnya berdasarkan kebutuhan mahasiswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai, (6) terfokus pemberian kesempatan mahasiswa untuk berlatih, (7) mengakomodasi kesukaran belajar mahasiswa, (8) selalu memberi rangkuman, (9) gaya penulisan komunikatif dan semi formal, (10) kepadatan berdasarkan kebutuhan mahasiswa, (11) dikemas untuk digunakan dalam proses instruksional, (12) mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari mahasiswa, dan (13) menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dengan berpijak pada pendapat Lewis & Paine, Pannen & Purwanto (2001) menyatakan bahwa ciri-ciri buku teks adalah (1) mengasumsikan minat dari pembaca, (2) ditulis untuk digunakan dosen, (3) dipasarkan secara luas, (4) belum tentu menjelaskan tujuan instruksional, (5) disusun secara linier, (6) strukturnya berdasarkan logika bidang ilmu, (7) belum tentu memberikan latihan, (8) tidak mengantisipasi kesukaran yang dihadapi mahasiswa, (9) belum tentu memberikan rangkuman, (10) gaya penulisan naratif, tetapi tidak komunikatif, (11) sangat padat, (12) dijual secara umum, (13) tidak memiliki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik, dan (14) tidak memberikan saran-saran cara mempelajari buku tersebut. Namun, pada kenyataannya ada juga bahan ajar yang disusun sedemikian rupa sehingga tidak menjadi buku teks dan tidak menjadi bahan ajar murni.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Mengenai bentuk bahan ajar di atas, sangatlah beragam. Mengacu pendapat Bernd Weidenmann dalam buku Lernen mit Bildmedien, Sulistyowati (2009) mengelompokkan bentuk bahan ajar menjadi tiga, yaitu (1) auditif: radio, kaset, piringan hitam, (2) visual: flipchart, gambar, film bisu, video bisu, program komputer, bahan tertulis dengan dan tanpa gambar, (3) audio visual: berbicara dengan gambar, pertunjukan suara dan gambar, dan film/video.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">AECT (1986) menjelaskan bahwa bentuk bahan ajar dapat berupa cetak dan noncetak. Bahan ajar tersebut dapat berupa lima bentuk, yaitu (1) bahan cetak, misalnya handout, buku, modul, lembar kerja, brosur, leaflet, wallchart, (2) audio visual, misalnya video/film,VCD/DVD, (3) audio, misalnya radio, kaset, CD audio, (4) visual, misalnya foto, gambar, model/maket, dan (5) multimedia, misalnya CD-interaktif, berbasis komputer, dan internet. Bentuk bahan ajar berupa bahan cetak dapat dikategorikan bahan ajar berbasis cetak, sedangkan bahan ajar berbentuk audio, visual, audio-visual, dan multimedia interaktif dapat dikategorikan bahan ajar berbasis teknologi informasi dan komunikasi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, bentuk bahan ajar semakin beragam. Bahan ajar dapat disampaikan dengan fitur tautan (hyperlink), pemakaian huruf, warna, dan gambar yang dapat beranimasi, serta penggunaan audio-visual yang mendukung materi. Bahan ajar modern dapat berwujudkan buku elektronik (e-book), majalah elektronik (e-magazine), berita elektronik (e-news), jurnal elektronik (e-journal), CD/DVD multimedia interaktif model flash atau slide interaktif.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pembelajaran elektronik (e-Learning) memiliki beragam model. Swajati (2005) menyatakan bahwa model-model e-Learning dapat berupa “tutorial, simulasi, Electronic Performance Support System (EPSS) misal aplikasi Help pada perangkat lunak Microsoft Office, permainan (game) instruksional, tes, pemeliharaan dokumen, dan panduan, serta bisa mengkombinasikan berbagai model”. Lebih lanjut dijelaskan Swajati, di masa depan e-Learning akan disampaikan menggunakan Personal Digital Assistant (PDA), misalnya Palm Pilot dan Pocket PC, bahkan lewat piranti wireless seperti telepon seluler. Hal ini merupakan inovasi baru dalam dunia pendidikan. Media ini digolongkan dalam bentuk pembelajaran berbasis ponsel yang disebut sebagai m-Learning (Mobile Learning).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sajian bahan ajar ini diharapkan mempermudah pengajar dan peserta dalam melaksanakan kegiatan belajar. Dosen/guru bukanlah sebagai sumber segala informasi. Namun, hal ini bukan berarti bahwa kegiatan pembelajaran tidak membutuhkan dosen/guru karena proses perkuliahan tetap menuntut kehadiran dosen/guru walaupun tidak selalu. Mahasiswa/siswa dituntut aktif. Kemasan bahan ajar ini dapat berfungsi sebagai alat untuk mempermudah penyampaian materi yang akan diberikan dosen/guru. Berbagai kemudahan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas perkuliahan untuk mencapai tujuan pembelajaran.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Mahasiswa/siswa juga dapat berperan aktif dalam mengembangkan diri. Karakteristik kemampuan reseptif mahasiswa/siswa yang beraneka ragam dalam kecepatan penyerapan materi dapat diwadahi oleh bahan ajar interaktif. Mahasiswa/siswa dapat menentukan perannya sendiri terhadap materi-materi yang dipilih untuk mengulang atau melanjutkan materi berikutnya. Penguasaan materi pembelajaran diharapkan berjalan secara optimal sesuai dengan daya serap tiap mahasiswa/siswa.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">B. Fungsi Bahan Ajar</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Terkait fungsi bahan ajar, setidaknya dapat ditinjau dari pembelajar, pebelajar, dan evaluasi. Fungsi ini mengacu pada pendapat Sulistyowati (2009) berikut ini. Penggunaan bahan ajar berfungsi sebagai (1) pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa, (2) pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya, dan (3) alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">C. Komponen Bahan Ajar</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Bahan ajar terdiri atas dua komponen. Pannen dan Purwanto (2001) menyatakan komponen bahan ajar sebagai berikut.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">… (1) tinjauan matakuliah, (2) pendahuluan setiap bab, penyajian daam setiap bab, penutup setiap bab, daftar pustaka, dan senarai. Setiap komponen mempunyai subbab komponen sendiri yang saling berintegrasi satu sama lain.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Cakupan bahan ajar banyak diutarakan daam berbagai referensi. Kementerian Pendidikan Nasional (2008) memberikan cakupan bahan ajar, meliputi “(1) judul, (2) materi pembelajaran, (3) standar kompetensi, (4) kompetensi dasar, (5) indikator, (6) petunjuk belajar, (7) tujuan yang dicapai, (8) informasi pendukung, (9) latihan, (10) petunjuk kerja, dan (11) penilaian”. Mbulu (2004:88) menyatakan bahwa penyusunan bahan ajar harus memuat (1) teori, istilah, persamaan, (2) contoh soal dan contoh praktik, (3) tugas-tugas latihan, pertanyaan, dan soal-soal latihan, (4) jawaban dan penyelesaian tugas-tugas itu, (5) penjelasan mengenai sasaran belajar, contoh ujian, (6) petunjuk tentang bahan yang dianggap diketahui, (7) sumber pustaka, dan (8) petunjuk belajar. Sulistyowati (2009) menyatakan bahwa komponen bahan ajar terdiri atas “(1) petunjuk belajar (petunjuk siswa/guru), (2) kompetensi yang akan dicapai, (3) content atau isi materi pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) latihan-latihan, (6) petunjuk kerja, dapat berupa lembar kerja, (7) evaluasi, dan (8) respon atau balikan terhadap hasil evaluasi. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa komponen bahan ajar terdiri atas (1) identitas mata kuliah, meliputi judul, materi, kompetensi, indikator, tujuan (2) petunjuk belajar, meliputi petunjuk untuk mahasiswa dan guru, (3) isi materi pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) latihan-latihan, lembar kerja, (6) penilaian, (7) respon/balikan/refleksi.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b><span style="font-family: inherit;">Daftar Rujukan</span></b></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Association for Educational Communications and Technology. 1986. Definisi Teknologi Pendidikan. Jakarta: CV Rajawali.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Kemdiknas. 2008. Sosialisasi KTSP: Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Kemdiknas RI.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Pannen, P., Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sulistyowati, E. 2009. Bahan Ajar, (Online), (endahsulistyowati.wordpress.com/ …/apakah-perbedaan-bahan-ajar-dan-sumber-belajar/, diakses 21 Maret 2010).</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Swajati. 2005. Belajar Sendiri: Membuat CD-Multimedia Interaktif untuk Bahan Ajar E-Learning. Jakarta: PT Elek Media Komputindo.</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;"><br />
</span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: inherit;">Sumber Tulisan : <b><a href="http://didin.lecture.ub.ac.id/pembelajaran-3/hakikat-bahan-ajar">Didin Widyartono</a></b></span></div>Yonshttp://www.blogger.com/profile/06891553608421033488noreply@blogger.com0